Meskipun orang Romawi berusaha melawan, suku Visigoth berhasil
menang. Oang Visigoth tidak hanya berhasil memasuki kota Roma namun pada
tahun 410 M mereka merebut kota itu dan mengacak-acaknya (mereka
merusak bangunan, membantai orang-orang, merampas benda-benda berharga,
memperkosa para wanita). Orang Romawi sangat terkejut. Mereka
kebingungan bagaimana mungkin kota Roma, yang mereka anggap sangat kuat
dan abadi, bisa ditaklukan.
Ketika Theodosius meninggal pada tahun 395 M, dia mewariskan
Kekaisaran Romawi kepada dua putranya, Honorius dan Arcadius. Honorius
menjadi kaisar di Barat sedangkan Arcadius menjdi kaisar di Timur.
Mereka berdua tidak cakap dalam memimpin, bahkan mungkin tidak terlalu
berminat. Sebagian besar urusan pemerintahan diatur oleh para penasehat
mereka.
Sebagian besar tugas Honorius ditangani oleh seorang Vandal bernama
Stilicho, yang merupakan jenderal penting dalam pasukan Romawi.
Tidak butuh waktu lama bagi suku Jermanik dan Goth untuk menyadari
bahwa kaisar baru yang masih muda itu lemah dan ini merupakan waktu yang
tepat untuk menyerang. Para jenderal juga melihat kelemahan ini dan
memutuskan untuk memberontak. Yang pertama, Constantinus III, seorang
jenderal di Inggris mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar di York
pada tahun 405 M.
Dia memimpin seluruh pasukan Romawi dari Inggris,
menyeberangi selat Channel ke Prancis, dan bergerak melalui Prancis,
mengumpulkan pasukan Romawi di Prancis supaya mereka dapat bersama-sama
bergerak menuju Roma.
Namun ketika Constantinus III sedang melakukan ini, tidak ada yang
mengawasi perbatasan Romawi. Pada Januari 409 M, banyak suku Alan,
Vandal, dan Suevi menyeberangi sungai Rhine, yang ketika itu sedang
membeku, dan masuk ke Kekaisaran Romawi. Tidak ada pasukan Romawi yang
menghentikan mereka, sehingga mereka begitu bebas menjelajahi Prancis
dan menjarah segala yang mereka temukan. Mereka datang dalam keadaan
lengkap, terdiri atas pria, wanita, dan anak-anak. Ini berarti bahwa
mereka datang untuk bermukim.
Sementara itu Constantinus III sedang berusaha mengambil alih
Spanyol. Dia mengirim jenderalnya Gerontius ke Spanyol, namun Gerontius
kemudian memutuskan untuk mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar
alih-alih bekerja bagi Constantinus III. Untuk memperoleh pasukan dalam
jumlah banyak, Gerontius membuat kesepakatan dengan suku Alan, Vandal,
dan Suevi. Dia membiarkan mereka memasuki Spanyol dan mereka berjanji
akan membantunya berperang.
Pemerintah Romawi mengirim seorang jenderal untuk menghentikan
Constantinus III. Constantinus III berhasil dibunuh, begitu juga
Gerontius. Semua prajuritnya (yang berasal dari Inggris dan dari
Prancis, dan mungkin dari Spanyol juga) dibawa kembali ke Italia untuk
menghadapi serangan Visigoth. Ini membuat Inggris, Prancis, dan Spanyol
tidak terjaga dan mudah diserang oleh suku Jermanik.
Di Italia, Visigoth mulai menyerang. Orang Visigoth sendiri sudah
tinggal di dalam Kekaisaran Romawi sejak Pertempuran Adrianopel pada
tahun 378 M. Namun mereka tidak diperlakukan dengan baik. Romawi membuat
mereka kesulitan memperoleh makanan atau rumah yang layak. Di bawah
raja baru mereka, Alaric, suku Visigoth meminta bayaran emas kepada
Honorius. Ketika Honotius menolak, suku Visigoth bergerak menuju kota
Roma.
Orang-orang Visigoth tidak bermukim di Romawi. Mereka meneruskan
perjalanan ke Italia selatan dan bermaksud menuju Afrika. Namun Alaric
meninggal dalam perjalanan, dan badai besar menghadang mereka. Pada
akhirnya orang Visigoth mengalihkan tujuan dan bermukim di Prancis.
Sementara itu suku Burgundy sudah menguasai Prancis timur, sedangkan
suku Vandal dan Suevi bermukim di Spanyol (suku Alan sudah dimusnahkan).
Pada tahun 429 M suku Vandal berlayar menyeberangi Selat Gibraltar
dan merebut Afrika. Ini membuat suku Suevi menjadi satu-satunya penguasa
di Spanyol, dan suku Visigoth sendiri secara perlahan-lahan mulai
menguasai Spanyol. Sementara itu suku Pict dan kelompok-kelompok lainnya
menginvasi Inggris. Orang Inggris meminta bantuan Romawi, namun Romawi
sendiri sedang kesusahan sehingga tak dapat membantu.
Selama bertahun-tahun para kaisar Romawi terlalu lemah untuk
menangani tindakan suku-suku yang bebas dan merajalela di Romawi, dan
pada tahun 476 M kaisar Romawi terakhir di Barat, yaitu Romulus
Augustulus, ditangkap dan tahtanya dirampas oleh seorang raja Jermanik
bernama Odoaker.