Sikap etnis Nias yang sangat terbuka dan bersahabat dengan para
pendatang atau etnis-etnis lain tersebut diduga dipengaruhi oleh
kearifan-kearifan lokal yang ada dalam masyarakat Gunungsitoli sebagai
bagian integral dari masyarakat Nias secara keseluruhan Oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti apakah ada kearifan-kearifan lokal yang
mempengaruhi sikap etnis tersebut terhadap para pendatang? Apakah makna
dari kearifankearifan lokal tersebut, dan bagaimana pengaruhnya terhadap
sikap etnis Nias dalam menghadapi para pendatang atau etnis-etnis lain
di Kota Gunungsitoli? Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Nias yaitu di
Kota Gunungsitoli.
Pada kenyataannya dalam perjalanan waktu yang sangat panjang, masyarakat
Gunungsitoli yang sangat plural dalam hal etnis ini telah hidup
berdampingan dengan damai dan rukun. Etnis Nias sebagai etnis yang
terbesar jumlahnya telah hidup bersama secara harmonis dengan para
pendatang atau etnis-etnis lainnya yang ada di Kota Gunungsitoli.
Harmoni sosial yang telah tercipta ini telah menjadikannya berbeda
dengan beberapa daerah lain di Indonesia yang juga plural dalam hal
etnis, namun pada kenyataannya tak jarang diwarnai oleh kebencian dan
kekerasan antar etnis serta konflik sosial.
Oleh karena
itu sangat dibutuhkan kearifan-kearifan lokal untuk mengelola
pluralitas ini, sehingga tidak menjadi bencana atau malapetaka sosial
dalam kehidupan bersama sebagai bangsa Indonesia. Demikian juga halnya
dengan pluralitas yang nampak dalam masyarakat Nias dan masyarakat
Gunungsitoli khususnya, secara khusus dalam kehidupan sosial antar etnis.
Salah satu kenyataan objektif yang kelihatan secara jelas dalam konteks
bangsa Indonesia adalah komunitas masyarakatnya yang sangat plural.
Pluralitas ini mewujud dalam kepelbagaian agama, suku, ras, budaya,
filosofi kehidupan, status sosial-ekonomi, strata pendidikan, dan
sebagainya. Pluralitas ini sepatutnya disyukuri karena ini adalah
kekayaan bangsa yang sangat unik, khas, dan tinggi nilainya,